Selasa, 28 Januari 2014
Benih Krisis Suriah Sudah Ada Sejak 1947
JAKARTA - Benih konflik di Suriah ternyata sudah muncul sejak lama. Perebutan kekuasaan sudah menjadi sejarah Negara Arab itu sejak merdeka dari Prancis pada 1947.
"Sejak merdeka dari Prancis pada 1947, Suriah sudah penuh intrik politik. Militer juga ikut berperan dalam politik," ujar pengamat Timur Tengah UI Hamdan Basyar dalam diskusi Suriah di Universitas Yarsi, Jakarta, kemarin.
Intrik politik di Suriah sempat mereda saat Partai Baath berkuasa. Ideologi Pan-Arabisme yang diusung partai itu berhasil menyatukan kelompok masyarakat Suriah yang beragam.
Namun, Partai Baath kemudian juga ikut terpecah. Hal itu dimanfaatkan Hafez al-Assad untuk berkuasa di Suriah
"Kelompok Sunni merasa dirugikan oleh kebijakan Hafez al-Assad. Mereka melakukan pemberontakan di Kota Hama," terang Hamdan.
Pemberontakan itu dibasmi secara keras oleh Hafez al-Assad pada 1982. Setidaknya 20 ribu orang tewas di Hama dalam operasi militer yang dia jalankan. Sejak saat itu warga Suriah bungkam, sebelum akhirnya kembali meledak pada 2011 untuk melawan penerus Hafez, Bashar al-Assad.(AUL)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar